Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Wayang golek

Gambar
Wayang golek Pertunjukan ini dilakukan menggunakan wayang tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Jenis wayang ini paling populer di Jawa Barat. Ada 2 macam wayang golek, yaitu wayang golek papak cepak dan wayang golek purwa. Wayang golek yang banyak dikenal orang adalah wayang golek purwa. Kisah-kisah yang digunakan sering mengacu pada tradisi Jawa dan Islam, seperti kisah Pangeran Panji, Darmawulan, dan Amir Hamzah, pamannya Nabi Muhammad a.s. .  Wayang golek Banyak orang yang menyebut wayang tengul. Wayang ini terbuat dari kayu dan diberi baju seperti layaknya manusia. Sumbernya diambil dari sejarah ,misalnya cerita Untung surapati ,Batavia Sultan Agung,Trunajaya dll. Wayang golek tidak menggunakan kelir\layar seperti wayang kulit. Di Jawa Barat seni wayang dinamakan “Wayang Golek”. Artinya, menjalankan seni wayang dengan menggunakan boneka terbuat dari kayu hampir menyerupai muka dan tubuh sosok manusia gambaran wayang. Ada empat macam figure pada wayang golek, yaitu;

Wayang Klitik (atau Karucil)

Gambar
Wayang Klitik (atau Karucil) Bentuk wayang ini mirip dengan wayang kulit, namun terbuat dari kayu, bukan kulit. Mereka juga menggunakan bayangan dalam pertunjukannya. Kata “klitik” berasal dari suara kayu yang bersentuhan di saat wayang digerakkan atau saat adegan perkelahian, misalnya. Kisah-kisah yang digunakan dalam drama wayang ini berasal dari kerajaan-kerajaan Jawa Timur, seperti Kerajaan Jenggala , Kediri, dan Majapahit. Cerita yang paling populer adalah tentang Damarwulan. Cerita ini dipenuhi dengan kisah perseturan asmara dan sangat digemari oleh publik. Banyak orang menamakanya wayang kllithik.Wayang ini terbuat dari kayu,bentuknya mirip wayang kulit. Biasanya meceritakan DamarWulan dan Majapahit. Untuk menancapkan Wayang klithik tidak ditancapkan di pelepah pisang seperti wayang kulit tetapi menggunakan kayu yang telah diberi lubang lubang. Perangkat pertunjukan. Perangkat untuk mengiringi pertunjukan wayang klitik ini, memakai gamelan dengan laras slendro b

Wayang kulit

Gambar
Wayang kulit Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa. Lebih dari sekadar pertunjukan, wayang kulit dahulu digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual para dewa. Kata   “wayang” berasal dari kata “ma Hyang”, yang berarti menuju spiritualitas sang kuasa. Tapi, ada juga masyarakat yang mengatakan “wayang” berasal dari tehnik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di layar. Di Jawa Tengah dan Timur, jenis wayang yang paling populer adalah wayang kulit atau  wayang kulit purwa. Wayang ini berbentuk pipih dan terbuat dari kulit kerbau atau kambing. Lengan dan kakinya bisa digerakkan. Di Bali dan Jawa, pertunjukan wayang kulit sering kali menggabungkan cerita-cerita Hindu dengan Budha dan Islam. Selain kisah-kisah religius, cerita-cerita rakyat serta mitos sering digunakan. Wayang kulit merupakan kekayaan nusantara yang lahir dari budaya asli masyarakat Indonesia yang mencintai kes

Wayang Beber

Gambar
Wayang beber Wayang beber merupakan salah satu jenis wayang tertua di Indonesia. Dalam pertunjukan narasi ini, lembaran gambar panjang dijelaskan oleh seorang dalang. Wayang beber tertua dapat ditemukan di Pacitan, Donorojo, Jawa Timur. Selain dari kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana, wayang beber juga menggunakan kisah-kisah dari cerita rakyat, seperti kisah asmara Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji. .  Wayang Beber Wayang Beber terbuat dari kain atau kulit lembu yang berupa beberan atau lembaran.tiap beberan merupakan satu adegan cerita.bbila sudah tak dimainkan maka bisa digulung .Wayang ini dibuat pada zaman kerajaan majapahit.

contoh geguritan

Gambar
AH dening : Budi Harumanto Urip iki pancen berkah Teyeng sumringah Karo ngguyu latah Rejekine ora lumrah Pada mlarah-mlarah Ana ngendi tlatah Nanging ora kalah Akeh sing urip susah Saben dina golet runtah Nggorek-nggorek sampah Nuturi beras sing pada wutah Kanggo madang karo jlantah Kawit cilik dititah Siki tua ora teyeng mlampah Ati iki mung bisa pasrah Muga ngemben nek pejah Langgeng urip nang jannah Sabtu, 03 Oktober 2015